1
Media Transmisi
Media/saluran
transmisi terletak di bawah physical layer. Merupakan jalur transmisi sinyal
yang
terbentuk
di physical layer Media tranmisi memiliki 2 bentuk yaitu :
1.
Guided Media
Menyediakan
jalur transmisi sinyal yang terbatas secara fisik, meliputi twisted-pair cable,
coaxial cable (kabel koaksial) dan fiber-optic cable (kabel serat optik).
Sinyal yang melewati media-media tersebut diarahkan dan dibatasi oleh batas
fisik media. Twisted-pair dan coaxial cable menggunakan konduktor logam yang
menerima dan mentransmisikan sinyal dalam bentuk aliran listrik. Optical
fiber/serat optik menerima dan mentransmisikan sinyal data dalam bentuk cahaya.
2.
Unguided media
Unguided
media atau komunikasi tanpa kabel mentransmisikan gelombang elektromagnetik
tanpa menggunakan konduktor secara fisik. Sinyal dikirimkan secara broadcast
melalui udara (atau air, dalam beberapa kasus). Media tranmisi ini dapat
menggunakan wireless atau menggunakan satellite.
2
Wireless
IEEE
(Institute of Electrical and Electronic Engineers)
melakukan diskusi, riset dan pengembangan terhadap perangkat jaringan yang
kemudian menjadi standarisasi untuk digunakan sebagai perangkat jaringan. Salah
satu standar yang dikeluarkan adalah 802.11 yang bekerja di bidang wireless LAN
(Wi-Fi).
Perkembangan
Standar 802.11
Standar
|
Fungsi
|
802.11
|
Standar dasar WLAN yang mendukung transmisi
data 1 Mbps hingga 2 Mbps
|
802.11a
|
Standar
High Speed WLAN untuk 5GHz band yang mendukung transfer data
hingga 54 Mbps
|
802.11b
|
Standar WLAN untuk 2.4GHz yang mendukung
transmisi data 5,4 hingga 11 Mbps
|
802.11e
|
Perbaikan dari QoS (Quality of Service)
pada semua interface radio IEEE WLAN
|
802.11f
|
Mendefenisikan komunikasi inter-access
point untuk memfasilitasi beberapa vendor yang mendistribusikan WLAN
|
802.11g
|
Menetapkan
teknik modulasi tambahan untuk 2,4 GHz band, untuk kecepatan
transfer data hingga 54 Mbps
|
802.11h
|
Mendefenisikan
pengaturan spectrum 5 GHz band yang digunakan di Eropa dan
Asia
Pasifik
|
802.11i
|
Menyediakan
keamanan yang lebih baik. Penentuan alamat untuk mengantisipasi
kelemahan keamanan pada protokol
autentifikasi dan enkripsi
|
802.11j
|
Penambahan
pengalamatan pada channel 4,9 GHz hingga 5 GHz untuk standar
802,11a di Jepang
|
Wi-Fi Characteristics
Sumber : John
Ross, The Book Of Wireless 2nd Edition
Perbandingan Teknologi 802.11 a & b
2.1
Topologi Wireless Network
1.
AD Hoc
Merupakan
jaringan sederhana dimana komunikasi terjadi diantara 2 perangkat atau lebih
pada cakupan area tertentu tanpa harus memerlukan sebuah access point atau
server.
2.
Client / Server
Menggunakan
Access Point sebagai pengatur alokasi waktu transmisi untuk semua perangkat
jaringan dan mengizinkan perangkat mobile melakukan proses roaming dari sel ke
sel.
Ad-Hoc or Peer-to Peer Networking
Client Server with Access poin
2.2
Access Point
Digunakan
untuk melakukan pengaturan lalulintas jaringan dari mobile radio ke jaringan
kabel atau dari backbone jaringan wireless client/server Biasanya berbentuk
kotak kecil dengan 1 atau 2 antena kecil. Peralatan ini merupakan radio based,
berupa receiver dan transmiter yang akan terkoneksi dengan LAN kabel atau broadband
ethernet.
2.3
Hotspot
Hotspot
merupakan coverage area yang dimiliki access point agar komputer dgn perangkat
wireless disekitar dapat terkoneksi internet. Hotspot menyediakan layanan wireless
LAN dan internet secara gratis maupun dengan biaya. Area Hotspot biasanya
menggunakan tempat area umum (seperti ruang lobby, area parkir, kantin dll)
agar perangkat WLAN yang digunakan user bisa melakukan akses kelayanan Access
Point.
Ada
3 range frekuensi umum yang dalam tranmisi wireless yaitu :
1.
Frekuensi microwave dengan range 2 – 40 GHz, cocok untuk tranmisi
point-topoint.
2.
Frekuensi dalam range 30 MHz – 1 GHz, cocok untuk aplikasi
omnidirectional. Range ini ditujuan untuk range broadcast radio.
3.
Range frekuensi lain yaitu antara 300 – 200000 GHz untuk aplikasi
local, adalah spectrum infra merah. Infra merah sangat berguna untuk aplikasi
point-to-point dan multipoint
dalam area terbatas,
seperti sebuah ruangan.
2.4
Jenis tranmisi wireless
Microwave
Microwave
merupakan high-end dari RF (Radio Frequency), sekitar 1 – 30 GHz.
Transmisi
dengan microwave memberikan 3 hal yang perlu diperhatikan :
·
Alokasi frekuensi
·
Interference, Keamanan
·
Harus straight-line (perambatan line-of sight)
·
Jarak tanpa repeater anatar 10 – 100 km
Radio
Arah
tranmisi omni directional
Infrared
Dipenuhi
dengan menggunakan transmitter/receiver yang memodulasikan no coherent infrared
light. Transceiver harus dengan suatu bentuk garis lurus atau melalui pantulan
dari suatu permukaan warna yang bercahaya
Bluetooth
Sebuah
teknologi wireless yang mampu menyediakan layanan komunikasi data dan suara
dengan jarak jangkauan yang terbatas.
Gelombang
radio untuk komunikasi ini dapat terdiri dari berbagai frekwensi seperti :
a)
VLF(Very Low Frequency) dan LF (Low Frequency)
Sinyal-sinyal
ini dipropagasikan sangat dekat dengan permukan bumi, tidak dapat melewati
objek yang padat dan digunakan dalam navigasi radio jarak jauh.
b)
MF (Medium Frequency) dan HF (High Frequency)
Sinyal-sinyal
ini dikirimkan lewat udara dan memantul kembali ke bumi. Digunakan untuk
komunikasi jarak jauh.
c)
VHF (Very High Frequency) dan UHF (Ultra High Frequency)
Sinyal-sinyal
ini biasanya dikirimkan secara line of sight. Digunakan pada terrestrial,
satellite dan komunikasi dengan radar.
2.5
LOS (Line Of Sight)
Dalam
wireless terdapat apa ynag dinamakan Line of Sight, yaitu keadaan dimana antar
point harus saling berhadapan, ini bertujuan agar perangkat wireless dapat berkomunikasi
dengan baik.
3
Satelit
Satelit
adalah alat elektronik yang mengorbit bumi yang mampu bertahan sendiri. Bisa
diartikan sebagai repeater yang berfungsi untuk menerima signal gelombang
microwave dari stasiun bumi, ditranslasikan frequensinya, kemudian diperkuat
untuk dipancarkan kembali ke arah bumi sesuai dengan coveragenya yang merupakan
lokasi stasiun bumi tujuan atau penerima. (sumber :
http://www.total.or.id/info.php?kk=satelit)
Bagian
penting dalam sistem komunikasi satelit yaitu :
1.
Space segment (bagian yang berada
di angkasa)
2. Ground segment (biasa
disebut stasiun bumi)
Segmen
Angkasa :
1.
Struktur/Bus
2.
Payload
3.
Power Supply
4.
Kontrol temperature
5.
Kontrol Attitude dan Orbit
6.
Sistem propulsi
7.
Telemetri, tracking, dan Command (TT & C).
Segmen
Bumi :
1.
User terminal
2.
SB Master
3.
jaringan.
Satellite merupakan sebuah repeater data yang mampu mengirim data
ke tempat tujuan berupa
down-link.
3.1
Jenis-jenis Orbit
Banyak
satelit dikategorikan atas ketinggian orbitnya, meskipun sebuah satelit bisa
mengorbit dengan ketinggian berapa pun.
1.
Orbit Rendah (Low
Earth Orbit, LEO): 300 – 1500 km di atas permukaan bumi.
2.
Orbit Menengah (Medium
Earth Orbit, MEO): 1500 - 36000 km.
3.
Orbit Geosinkron (Geosynchronous
Orbit, GSO): sekitar 36000 km di atas permukaan Bumi.
4.
Orbit Geostasioner (Geostationary
Orbit, GEO): 35790 km di atas permukaan Bumi.
5.
Orbit Tinggi (High
Earth Orbit, HEO): di atas 36000 km.
Jika
ditinjau dari posisi relatif satelit terhadap bumi ada yag dinamakan Geostasioner
(geostationary). Orbit ini juga dikenal sebagai geosynchronous
atau synchronous. Ketinggian
orbit ini kira-kira 22.223 mil atau 1/10 jarak ke bulan. Jalur ini juga dikenal
sebagai ”tempat parkir satelit”, sebab begitu banyak satelit, mulai dar satelit
cuaca, satelit komunikasi hingga satelit televisi. Akibatnya, posisi masing-masing
harus tepat agar tidak saling menginterferensi sinyal.
Berikut
detil dari orbit satelit:
70
-1.200 mil (asynchronous orbits)
: digunakan oleh satelit pengamat, yang biasanya mengorbit pada 300 -600 mil
(470-970 km), berfungsi sebagai fotografer. Misalnya satelit Landsat 7, ia
bertugas untuk pemetaan, pergerakan es dan tanah, situasi lingkungan (semisal
menghilangnya hutan hujan tropis), lokasi deposit mineral hingga masalah
pertanian; satelit SAR (search-and-rescue)
juga disini, dengan tugas menyiarkan ulang sinyal-sinyal darurat dari kapal
laut atau pesawat terbang yang dalam bahaya; Teledesic, yaitu satelit yang
di-backup sepenuhnya oleh Bill Gates, memberikan layanan komunikasi broadband (highspeed),
dengan sarana satelit yang mengorbit pada ketinggian rendah (LEO,
Low Earth Orbiting). 3.000
-6.000 mil (asynchronous orbits)
: digunakan oleh satelit sains, yang biasanya berada pada ketinggian ini (4.700
-9.700 km), dimana mereka mengirimkan data-data ke bumi via sinyal radio
telemetri. Satelit ini berfungsi untuk penelitian tanaman dan hewan, ilmu bumi,
seperti memonitor gunung berapi, mengawasi kehidupan liar, astronomi (dengan
IAS, infrared astronomy satellite) dan fisika.
6.000
-12.000 mil (asynchoronous orbits)
: satelit GPS menggunakan orbit ini untuk membantu penentuan posisi yang tepat.
Ia bisa digunakan untuk kepentingan militer maupun ilmu pengetahuan.
22.223
mil (geostationary orbits)
: digunakan oleh satelit cuaca, satelit televisi, satelit komunikasi dan
telepon. (sumber : Gatot Santoso – ebook Sistem
Komunikasi Satelit)
3.1
Kelebihan dan kekurangan Wireless dan Satelit
Sebelum
menentukan mana yang lebih baik antara wireless atau satelit, mari kita lihat
segi keuntungan dan kekurangan di antara 2 media transmisi tersebut.
Keuntungannya
wireless :
1.
Dapat dipergunakan untuk komunikasi data dengan jarak yang jauh sekali.
Tergantung LOS (Line of Sight)
dan kemampuan perangkat wireless dalam memancarkan gelombang.
2.
Sangat baik digunakan pada gedung yang sangat sulit menginstall kabel.
Kerugiannya
:
1.
Sulit diperoleh karena spektrum frekuensi terbatas.
2.
Biaya instalasinya, operasional dan pemeliharaan sangat mahal.
3.
Keamanan data kurang terjamin.
4.
Pengaruh gangguan (derau) cukup besar.
5.
Transfer data lebih lambat dibandingkan dengan penggunaan kabel.
Kelebihan
satelit:
1.
Tidak perlu LOS (Line of Sigth) dan tidak ada masalah dengan jarak dan koneksi
dapat dilakukan dimana saja.
2.
Jarak jangkauan yang sangat luas
3.
Komunikasi dapat dilakukan baik titik ke titik maupun dari satu titik ke banyak
titik secara broadcasting ataupun multicasting
4.
Kecepatan bit akses tinggi dan memiliki bandwidth lebar.
5.
VSAT bisa dipasang dimana saja selama masuk dalam jangkauan satelit,
6.
Unjuk kerja sangat tinggi dan bisa digunakan untuk koneksi suara, video dan
data, karna memiliki bandwidth yang lebar
7.
Sangat baik untuk daerah yang kepadatan penduduknya jarang dan belum mempunyai infrastuktur
telekomunikasi
Kekurangan
Media Satelite :
1.
Up Front Cost tinggi: Contoh :
untuk Satelit GEO: Spacecraft, Ground Segment & Launch = US $ 200 jt,
Asuransi: $ 50 jt.
2.
Distance insensitive: Biaya komunikasi
untuk jarak pendek maupun jauh relatif sama.
3.
Hanya ekonomis jika jumlah User besar dan kapasitas digunakan secara intensif.
4.
Delay propagasi besar.
5.
Rentan terhadap pengaruh atmosfir
6.
Besarnya throughput akan terbatasi karena delay propagasi satelit geostasioner.
Kini berbagai teknik protokol link sudah dikembangkan sehingga dapat mengatasi
problem tersebut.
7.
Diantaranya penggunaan Forward Error Correction yang
menjamin kecilnya kemungkinan pengiriman ulang.
8.
Waktu yang dibutuhkan dari satu titik di atas bumi ke titik lainnya melalui
satelit adalah sekitar 700 milisecond (latency), sementara leased line hanya
butuh waktu sekitar 40 milisecond. Hal ini disebabkan oleh jarak yang harus
ditempuh oleh data yaitu dari bumi ke satelit dan kembali ke bumi. Satelit
geostasioner sendiri berketinggian sekitar 36.000 kilometer di atas permukaan
bumi.
9.
Sangat sensitif cuaca dan Curah Hujan yang tinggi, Semakin tinggi frekuensi
sinyal yang dipakai maka akan semakin tinggi redaman karena curah hujan.
10.
Rawan sambaran petir gledek
11.
Sun Outage, Sun outage adalah kondisi yang terjadi pada saat
bumi-satelit-matahari berada dalam satu garis lurus.. Energi thermal yang
dipancarkan matahari pada saat sun outage mengakibatkan interferensi sesaat
pada semua sinyal satelit, sehingga satelit mengalami kehilangan komunikasi
dengan stasiun bumi.
3.2
Wireless or Satelit ?
Ada
beberapa Faktor yang menentukan pilihan media komunikasi data, yaitu :
1.
Harga
2.
Unjuk kerja (Performance) jaringan yang dikehendaki. Jika ditinjau dari sudut
teknik, faktor yang harus dipertimbangkan :
1.
Kemampuan menghadapi gangguan elektris maupun magnetis dari luar.
2.
Lebar jalur (bandwidth) yang
sebaliknya juga tergantung pada jarak yang harus dilayani.
3.
Kemampuan dalam melayani multiple access,
yaitu : apakah mudah mengambil data dari padanya.
4.
Keamanan data.
3.2.1
Harga
Jika
dilihat dari segi harga, media wireless lebih murah dibandingkan media satelit,
ini dikarenakan media satelit harus menggunakan antenna khusus yang baik itu uplink
maupun downlink, yang bisa
tergolong sangat mahal serta penyewaan koneksi ke satelit yang disediakan oleh
penyedia satelit. Sedangkan wireless bisa lebih murah, ini disebabkan jumlah
alat yang digunakan lebih tergantung pada jarak, dan keadaan LOS.
3.2.2
Unjuk Kerja
Unjuk
kerja satelit lebih baik daripada wireless, ini disebabkan troughput satelit
lebih besar daripada wireless, sedangkan wireless jumlah troughput lebih
dipengaruhi oleh bearnya jarak dan LOS. Jika jarak besar serta tidak LOS maka
besarnya troughput yang dihasilkan lebih kecil. Jika di kota-kota besar tentu
banyak terdapat gedung-gedung tinggi yang memiliki perbedaan tinggi dan jarak
yang tidak terlalu jauh. Maka solusi wirelesslah yang paling bagus dan jika
gedung tersebut ingin terkoneksi maka dibuatlah koneksi secara Point
To Point, Point-To-Multipoint,
Multipoint-To-Multipoint.
Point-to-point
Point-to-multipoint
Multipoint-to-multipoint
Bagaimana
jika dalam suatu kota
terdapat banyak frekuensi yang sama digunakan, tentu akan terjadi interferensi
gelombang, dapat saling menguatkan atau saling meniadakan.
Dalam
menjangkau daerah yang amat jauh dari perkotaan, misalnya daerah pedesaan
maupun daerah terpencil lainnya, termasuk di tengah laut, maka orang merekayasa
sistem wireless access yang lain dengan menggunakan teknologi satelit. Dalam
hal ini ada dua kemungkinan, pertama menggunakan LEO (Low Earth Orbit
Satellites) dan ke dua dengan GEO (Geosynchronous Orbit Satellites). Jika area
yang perlu di covered sangat luas dan user yang sangat banyak, maka media
tranmisi satelitlah yang paling baik digunakan.
Gambar 1 : satelit mampu malayani banyak user
Gambar 2 : satelit mampu melayani down-link yang jaraknya sangat
jauh
KESIMPULAN
Pemakaian media tranmisi wireless dan satelit banyak dipengaruhi
oleh beberapa factor, namun factor kebutuhan dan unjuk kerjalah yang paling
besar. Kebutuhan dipengaruhi oleh banyak user dan luas area yang akan
dikoneksikan. Kemudian unjuk kerja yang optimal, seperti troughput yang
dihasilkan diupayakan semaksimal mungkin. Penggunaan wireless akan lebih
optimal jika digunakan pada area yang tidak terlalu luas, atau jarak yang tidak
terlalu jauh, dan user yang tidak terlalu banyak serta topologi dataran yang
mempunyai LOS memadai. Namun jika ternyata area yang dikoneksikan sangat luas
dan user yang sangat banyak, dan jarak yang sangat jauh serta topologi dataran
yang tidak LOS, maka pemakaian media satelit sangat dianjurkan.
DAFTAR PUSTAKA
LLC, Hacker Friendly. 2006. Wireless
Networking In The Developing World. Artikel
Internet
http://hackerfriendly.com/.
LLC, Hacker Friendly. 2007. Wireless
Networking In The Developing World second Edition. Artikel
Internet http://hackerfriendly.com/.
Setiawan, Deris.2007. Komunikasi Data Teknologi Satelit. Artikel
Internet :
http://www.ilkom.unsri.com/deris
http://www.ilmukomputer.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar